Sekarang kami tinggal di Malaysia, tepatnya di negeri Perak. Lebih spesifik lagi, nama taman (bahasa melayunya perumahan) adalah Bandar Universiti. Lokasi di sekitar wilayah Seri Iskandar, Tronoh. Tempat ini bukan lah kota kalau dibandingkan kota-kota relatif sepi, nggak ada mall, nggak ada bandara, nggak ada stasiun kereta api, tapi masih ada stasiun bis, kalau mau ke Singapore pun bisa satu kali nak bis. Rumah sakit kayaknya nggak ada. Tapi bukan berarti kiamat (uh kok serem istilahnya ya... apa yang pas dong) ataupun sengsara. Kami yang berjarak sekitar 32 KM dari Ipoh, bandaraya Perak (kita sih nyebut ibu kota) tidak terlalu mempermasalahkan hal tersebut. Mengingat, untuk ke mana-mana mudah saja. Asal ada kendaraan pribadi seperti mobil, ke mana-mana jadi mudah, alhamdulillah.
Suasana yang mungkin sangat mahal bagi kita orang Indonesia adalah jalan yang mulus, luas dan bebas macet. Kadang saya merasa harus bersyukur, berasa di tempat yang hampir bebas dari macet seperti di sini. Itu yang membuat walaupun kami tinggal jauh dari kota merasa nyaman saja. Syukurlah pergi setengah jam dah ada hypermarket. Tiap minggu pun kami biasa antar anak-anak ikut tuition KUMON di Ipoh. Karena sudah biasa, perjalanan pun juga tidak terasa berat.
Awalnya rumah yang kami sewa penuh dengan semak belukar. Dulu kami harus kaget dengan hawa panas di rumah. Rumah kami ini didirikan di kawasan bekas tambang timah, sehingga itu juga membuat rasa panas makin menyengat. Lama-kelamaan kami bisa beradaptasi, lingkungan sekitar rumah yang tadinya penuh rumput2 liar sedikit demi sedikit saya tata seadanya. Setidaknya untuk menyejukkan pandangan. Sedikit gambaran di luar rumah saya tampilkan di sini. Bukan ada niatan pamer, toh itu rumah orang juga. Tapi mungkin nanti akan menjadi kenangan manis buat kami terutama buat anak-anak yang masa kecilnya mencicipi suasana tumbuh kembang di sini, jauh dari kampung halaman.
Suasana yang mungkin sangat mahal bagi kita orang Indonesia adalah jalan yang mulus, luas dan bebas macet. Kadang saya merasa harus bersyukur, berasa di tempat yang hampir bebas dari macet seperti di sini. Itu yang membuat walaupun kami tinggal jauh dari kota merasa nyaman saja. Syukurlah pergi setengah jam dah ada hypermarket. Tiap minggu pun kami biasa antar anak-anak ikut tuition KUMON di Ipoh. Karena sudah biasa, perjalanan pun juga tidak terasa berat.
Awalnya rumah yang kami sewa penuh dengan semak belukar. Dulu kami harus kaget dengan hawa panas di rumah. Rumah kami ini didirikan di kawasan bekas tambang timah, sehingga itu juga membuat rasa panas makin menyengat. Lama-kelamaan kami bisa beradaptasi, lingkungan sekitar rumah yang tadinya penuh rumput2 liar sedikit demi sedikit saya tata seadanya. Setidaknya untuk menyejukkan pandangan. Sedikit gambaran di luar rumah saya tampilkan di sini. Bukan ada niatan pamer, toh itu rumah orang juga. Tapi mungkin nanti akan menjadi kenangan manis buat kami terutama buat anak-anak yang masa kecilnya mencicipi suasana tumbuh kembang di sini, jauh dari kampung halaman.
No comments:
Post a Comment