Pages

Tuesday, November 10, 2009

Bahasa Arab memang penting

sejak ubai mendapat nilai bahasa arab 30% . ubai menyesal ,jadinya ubai mau belajar bahasa arab.sedikitnya ini yang ubai hafal

inila EXAMPLENYA : qolamun=pintu homsatun=ubai rasa kunci baitun=rumah

babun=pintu masjidi=masjid kitabun=buku kursiyun=kursi

sariirun=tempat tidur maktabun=meja


harap saja ada yang comment
sekian terimakasih yangbetul UBAI





Ngitik-ngitik Anak Agar Bisa Membaca II


Alhamdulillaah, walaupun lama jeda yang ada cukup lama, masih juga diberi kesempatan lagi untuk menulis. Dari tulisan yang pertama, delaynya cukup panjang, sekitar 4 bulan. Apa yang terjadi dan saya lakukan selama empat bulan dalam menggugah semangat anak usia TK untuk belajar membaca lumayan bisa dibagi dalam tulisan kedua ini.

Atika, anak ketiga kami, dulu tampak tidak bersemangat untuk belajar, bahkan mengalami 'ketakutan' untuk belajar. Tanpa ingin mengkambinghitamkan siapa pun, usaha ngelitikin Atika memang penuh tantangan. Ketakutan akan guru dan suasana belajar kayaknya merupakan beberapa penyebab. Peran ibu sangatlah vital dalam proses pembelajaran anak. Karena itu, suasana belajar mau tidak mau disesuaikan dengan karakter anak. Seorang anak mempunyai karakter yang unik. Tidak ada seorangpun yang punya karakter sama plek. Makanya saya pun jadi harus manut ke Atika.


Atika sangat seneng mainan, apapun jadi mainannya. Nah, oleh karena itu saya mulai nyelipin 'mainan' baru. Tentunya mainan ini mempunyai korelasi dengan tujuan membacanya. Warna- warna mencolok jelas menarik untuk anak kecil. Mulailah saya buatkan tulisan kosa kata pada kertas lipat warna warni. Lumayan siihh... mulai muncul minat, ngenalinnya juga sedikit demi sedikit. Ternyata nggak tiap hari mau loh.... duh enggak mudah ternyata 'menaklukkan' anak.
Saat semangat Atika menurun, alhamdulillah dengan sedikit memutar otak, tiba-tiba muncul ide. Dengan sentuhan cerita dan dibuat permainan Atika mau lagi tersenyum dan belajar kembali. Dari disusun niru kereta api, mainan tebak2an seperti penyulap, pokoknya ganti-ganti, habis Atika sangat bosenan.

Kartu-kartu tadi ternyata umurnya nggak panjang, karena nggak dilirik lagi sama Atika, untung... pikirku, kan cuma buat sendiri nggak pake acara beli yang mahal-mahal. Mainan baru harus disodorkan biar menarik si kecil. Gantilah beli kertas tebal yang biasa untuk sampul ukuran A4, pilih warna2 menarik dan wangi. Atika saya libatkan untuk membuat mainannya. Kertas-kertas digunting dengan pola baju, rok, kerudung. Masing-masing kembali ditulisi suku kata. Alhamdulillah ada efeknya... kosa kata yang dikenali bertambah. Ketika baju, rok, celana, kerudung suku kata tadi dipilih oleh Atika tidak disadari Atika telah belajar. "Princes mo pake baju mana?", pertanyaan yang sama selalu diulang-ulang. Atika menjawab dengan gembira, " pi, na, fa...". Saya senyum-senyum sendiri, dalam hatiku kayak mainan bongkar pasang yang dulu populer waktu saya SD.

Disela-sela anak bermain, buku juga dikenalkan. Buku dari tempat sekolah, buku yang kujadikan acuan, juga buku-buku tambahan lain ikut membantu sebagai pedoman. Belajar juga nggak bisa tiap hari, sepanjang ada 'angin segar' baru belajar. Alhamdulillah... perlahan-lahan Atika mengalami kemajuan. Pelajaran masih di awal, minat anak yang diharapkan adalah minat yang tumbuh dari dirinya sendiri. Saya hanya pingin menrangsang, bukan menyuruh terus. Tapi... ternyata baru sampai kosa kata bervokal a - i - u. Nggak patah arang saya, toh dulu cuma bisa a saja.

Pelajaran membaca kosa kata dengan vokal e - o mulai dikenalkan dengan media lain, yang dulu dah lewat. Nggak menarik lagi. CD yang dulu pernah dibeli dibongkar lagi dari laci. ALhamdulillah mau... walaupun ternyata cuma sekali. Besoknya lagi Atika disuguhi animasi sederhana bikinan sendiri, alhamdulillah jelek-jelek memberi bekas pada Atika. Sedikit pun tetap harus disyukuri. Sayangnya saya juga nggak bisa setiap hari ngedhep untuk ngajak Atika dan nyimak dia belajar. Males atau sibuk?? hehehe nggak usah dijawa saja lah...

Perkembangan terbaru sudah makin menggembirakan, Atika sudah belajar membaca huruf mati di belakang. Medianya juga dah ganti lagi (capek sebenernya ganti-ganti terus, pake bikin dulu lagi). Kali ini membuat slide pake power point dihiasi dengan gambar-gambar sesuai pesanan Atika. Kadang diselingi buku juga (tetep...). Karena saya lagi ada yang dikerjakan, sementara ini, maka bmbingan untuk Atika banyak terhenti, terutama yang ada nuntut keaktifan ibu. Duhai Atika sayang..., maafin umi ya....

ALhamdulillah sekarang Atika mulai mau mencoba membaca buku sendiri. Kalimat pendek sih.. dan masih banyak salahnya, tapi itu sudah kemajuan. Walaupun frekuensinya masih jarang, tapi sudah membuat uminya tersenyum, bukan puas tapi menikmati proses perjuangan mendidik anak. Alhamdulillaah... semoga dimudahkan jalan ke depan, dengan pelajaran-pelajaran lainnya.

Wednesday, August 5, 2009

Ngitik-Ngitik Anak Agar Bisa Membaca I


Pada awalnya saya tidak pernah membayangkan betapa susahnya 'ngitik-ngitik' anak agar mau dan bisa membaca. Pengalaman pada anak pertama saya, saya nggak pernah sibuk mengajarkan cara membaca. Tanpa saya bekerja keras tahu-tahu anak bisa membaca sendiri. Pada usia 5 tahun anak saya sudah lancar membaca dengan metodenya sendiri. Setiap ada secuil kertas koran tercecer, atau ketemu bungkus apa saja dibacanya.



Cerita anak kedua ternyata berbeda dari anak pertama, kali ini anak saya susah sekali untuk mau memulai membaca. Berbagai metode agar dia tertarik telah saya cobakan, hasilnya tidak gemilang. Sampai saat itu saya setengah putus asa, kadang malah jadi acara tangis-tangisan, anak saya nangis, sayapun nyusul nangis. Sampai saya ambil kesimpulan anak saya memang belum minat dan saya hanya berharap kelak akan muncul saat dia ingin belajar. Apalagi saat anak kedua saya menginjak usia TK, saya juga mengasuh bayi yang baru lahir. Repot plus susah semakin membuat anak ini kurang tersentuh dalam belajar.

Sekarang, ketika anak kedua saya sudah SD, dengan lika-likunya sudah mulai punya prestasi, alhamdulillah. Walaupun bukan sangat-sangat istimewa, saya sudah bersyukur dan tetap berusaha untuk menumbuhkan minat belajarnya. Pengalaman pada anak kedua sepertinya harus jadi pelajaran untuk perkembangan anak ketiga. Anak ketiga saya sudah 5 tahun sekarang, dia juga menampakan ketakutan dalam belajar. Nah inilah awal kisah penaklukan anak agar bisa membaca.

Hampir-hampir saya kehilangan akal, bagaimana anak saya mau membaca. Di rumah hanya diam saja kalau diajak membaca. Saya mulai berpikir, dia sudah sekolah tadika (serupa TK) hampir 1,5 tahun, tapi perkembangannya tidak tampak dan bisa dibilang stuck saja. Saya betul-betul sedih, apakah anak ini punya masalah. Memang ketika saya amati dan saya tanya dia bilang dia takut kepada gurunya, dia bilang "teacher garang banget". Hhmmm... saya mulai tahu ternyata dia pun menganggap saya begitu, sehingga ketika saya minta mulai belajar membaca buku.

Duh... duh... kayaknya saya harus segera berpikir dan bertindak ni... pikirku. Tidak ada gunanya melihat kekurangan yang ada, terima semua sebagai realita, toh tanggung jawab ada di tanganku. Alhamdulillah semangat untuk 'ngelitikin' Atika, anak ketigaku, cukup besar, berbagai upaya kucoba. Sungguh luar biasa, keyakinan dan kesabaran mulai ada buahnya, alhamdulillah....

bersambung...

Friday, May 8, 2009

Bergegas untuk segera ber"tindak"

Judulnya sengaja dikasih tanda petik, karena kata "tindak" bisa bermakna ganda bagi daya dan dua-duanya benar.

1. bertindak dalam bahasa indonesia adalah berbuat/melakukan sesuatu
2. tindak dalam bahasa jawa halus artinya pergi

Kedua arti tersebut sama-sama benar untuk kondisiku sekarang ini. Dalam tempo yang sangat singkat dan mepet ini, saya benar-benar harus segera bergerak untuk menyelesaikan thesis. Apalagi tadi suami bertemu dengan supervisor saya dengan titip pesan, "next week she have to submit to me the previous correction and the literature review." 
Itu artinya harus rodo ngoyo, rodo mempeng , rodo tenanan, mana sekarang dah Sabtu lagi, mana harus nganter anak-anak ke Ipoh lagi, subhanallah...

Kulirik kalender, sekarang sudah tanggal 9, padahal tanggal 2 bulan depan tiketku pulang ke Yogya. Jelas waktu tak sampai sebulan untuk mengerjakan banyak hal. Ngebut seperti Pak Wawan harus kulakukan. 

Ingat pulang, artinya kami mau bepergian untuk pulang kampung. Nah, cocok kan "tindak" yang kedua. Biar akur, digabung saja lah dua arti ini, saya harus buru-buru bergerak untuk menyelesaikan segala urusan untuk bisa tindak-tindak pulang.

Itupun, dalam hitung-hitungan kami, ternyata nggak bisa 3 minggu pure menemani anak-anak dan berkunjung ke handai taulan dan teman-teman. Sepertinya, kami harus cabut segera setelah ngedrop anak-anak karena urusan-urusan yang harus dirampungkan. Tiga-empat hari di Indonesia, kami harus balik ke sini dulu, kemudian jemput anak-anak lagi, jadi harus boros nih... terpaksa memang, tapi belum ada pilihan lain.

Semoga Allah mudahkan semua urusan hamba yang dhaif ini.

Thursday, May 7, 2009

Nyempetin Barang 5 Menit

Setiap kali anak-anak buka blog ini, trus pada tanya, "Mana yang baru lagi? Mau baca ceritanya lagi". "Hmmm... nggak tahu aja uminya lagi pusing bin pening, "gumamku. Tetap saja pertanyaan sekaligus permintaan ini kudiamkan (baca: kucuekin). Herannya, pertanyaan yang sama koq sering banget diulang-ulang sih... "Mana ceritanya? ayo lah Miiii...... ," begitu rengekan Ubai diulang-ulang.

Sebenarnya pingin juga sih sering ngisi blog, tapi................. bla bla bla, alasannya nggak usah disebutin, nggak menarik!!
Eh, ternyata blog ini menarik bagi anak-anak?? Cling cling, ada ide keluar dari kepalaku, kalo mo diilustrasikan mungkin pake gambar di atas kepala trus dikasih garis2 nyebar gitu biar sepertinya 
kayak gambar berlian gitu loh...

Nah, jadinya Umi sekarang nulis pesan saja ke anak-anak, terutama Mas Ali dan Mas Ubai, baca baik-baik ya....

Begini ni, anak-anakku sayang... hayoooo pesan Umi ini diinget ya....

  1. Ingat sholat 5 waktu dan mengaji
  2. Jaga kerapian kamar, rumah dan badan
  3. Selalu nurut Umi dan Abi
  4. Selalu bersikap manis dan sopan
  5. Banyakin belajar bukan mainnya

dah itu dulu ya.... baca dan amalkan, insya Allah kalo dikerjakan Umi dan Abi tambah sayang. 
Kalo Mas-mas nggak nurut, malu nggak kalo umi posting cerita-cerita tentang Mas-mas yang nggak nurut di sini hayoooooooooooo ???? :)


Tuesday, February 17, 2009

Saatnya mata memandang


Ini dia beberapa photo yang berhasil dijepret dari taman di depan rumahku.

Saturday, February 7, 2009

Kangen Kampung Halaman, disusul nekat beli tiket










Setitik rindu terus tumbuh dari dalam dada, berkembang dan berkembang sampai seakan tak terbendung. Ketika dari hari ke hari anak-anak selalu menanyakan "kapan kita pulang ke Indonesia?" serasa titik-titik kerinduan makin membentuk genangan air.

Saya bubuhkan 3 photo anak-anak saat masih kecil, kira-kira ini adalah pada saat Ali selesai TK, ubai selesai play group dan Atika mulai suka lari, 2004, hampir lima tahun 5 tahun yang lalu. Juni nanti Atika insya Allah lima tahun.

Rasa kangen keluarga, kangen rumah yang dulu kami huni, keceriaan bersama teman-teman dan kebersamaan dengan kawan-kawan dalam meneguk ilmu juga selalu teriang-iang. Anak-anak selalu saya hibur, "Tunggu nanti ada kesempatan, umi dan abi masih sibuk". Alhamdulillah jawaban ini kadang berhasil menghibur anak-anak. Tapi tiap teringat lagi selalu itu dan itu lagi pertanyaannya, "kapan pulang".

Ali dan Ubai sudah besar, setiap saya buka site dari berbagai maskapai penerbangan, mereka selalu ikut baca dan takjub dengan angka yang tertera di web saat saya mensimulasikan keberangkatan lima orang untuk ke Indonesia. Karena angkanya besar, jadi semakin mudah untung "menenangkan" mereka. Yang lucu hanya Atika, karena Atika belum bisa mengerti, tiap saat Atika nanyain hal yang sama, ditambah omongan "di Indonesia enak, ada baju baru", katanya dengan sangat polos dan sambil mulutnya mucu-mucu.

Saya pun walaupun tua juga kangen dong, tapi masih bisa nahan diri. Nah pikir punya pikir kenapa saya nggak juga kelar-kelar nulis thesis ya, kalau tidak selesai karena nggak ada pemacunya kan sama juga boong. Oleh karena itu, saya memberanikan diri untuk beli tiket pulang. Insya Allah maunya pulang bulan Juni awal, selama 3 minggu. Tiket dah ada, rencana dah dibuat, tinggal menunggu apa yang Allah telah tetapkan. Semoga kenekatan ini menjadi
spirit baru agar saya segera menyelesaikan writing, amin.

Saturday, January 24, 2009

Thursday, January 22, 2009

Yang Mudah dan Mengenyangkan


Bukan istimewa dilihat, mungkin tak semua mata mau melirik. Tapi alhamdulillah, makanan yang sederhana cara buatnya ini cukup disukai keluarga kami. Ide awalnya sederhana, menjaga kondisi perut yang kosong di saat umi "keset masak" hi hi hi.
Training pembuatan roti bakar dah dilaksanakan berkali-kali. Pesertanya ubai, dan ali, trainernya Abahnya anak-anak. Alhasil, seisi rumah sudah pandai menyiapakan roti bakar aneka rasa kecuali si kecil Atika.
Roti bakar sering jadi menu wajib pagi hari. Di siang atau pun sore kalau sempat dan pas kepingin dengan cepatpun roti bakar ini bisa terhidang, alhamdulillah.
Resepnya tentu tidak perlu, cuma diisi dengan margarine (di sini pakenya planta, merk dari unilever Malaysia), trus kadang diisi gula pasir atau keju. Trik yang buat enak lagi, margarine ngolesnya jangan cuma di dalam, tapi yang bagian luar juga dikasih, hmmm roti tawar yang awalnya biasa, bisa jadi lebh yummy.. Bener, buktinya roti yang di foto bikinan "si Abi" itu dah habis sekarang. Alhamdulillah.

Monday, January 19, 2009

Menata Hati

Beberapa hari yang lalu adek ipar menghubungiku dan menceritakan soal kesusahan yang sedang dihadapinya. Sebagai kakak dan muslimah yang mengerti bahwa antar sesama harus saling memberikan kebaikan, saya harus menghiburnya. Masalah tersebut berhubungan dengan keadaan perusahaan di mana dia dan adikku kerja, perusahaan itu sedang mengalami suatu kasus. Sehingga kelanjutan pekerjaan mereka belum jelas. Tentu bisa dibayangkan, setiap masalah, sangat berat untuk dirasakan.

Tuntunan pertama untuk seorang muslim yang sedang mengalami musibah adalah sabar dan tawakkal menyerahkan semua kepada Allah Ta'aalaa.

Nasihat yang kuberikan untuk mereka hanyalah (satu) usaha untuk mencari jalan keluar dengan ikhtiyar duniawi (tampak mata) sebagai manusia, untuk menjalani sebab datangnya jalan keluar. (Kedua) adalah memasrahkan segala sesuatu kembali kepada Sang Khaliq Yang Maha Mengetahui dan Maha Mengatur. Sudah tentu doa (yang ketiga) dan ini adalah usaha terdahsyat yang bisa dilakukan untuk memohon jalan kepada Illahi Rabbi. Kenapa doa yang oleh sebagian manusia dianggap remeh dengan kalimat-kalimat "ah hanya doa" justru merupakan hal yang paling besar?? Tidak lain dan tidak bukan karena tidaklah keluar doa dari seorang hamba kecuali dengan keimanannya.

Orang yang tidak percaya akan "kehebatan" doa tentu akan malas berdoa, atau berdoa dengan ragu-ragu. Tapi jika seorang mukminin, akan berdoa dengan setulus hati dan penuh keyakinan akan kebesaran Allah dalam mengatur alam semesta ini. Betapa tidak, jika tidak seketika doa itu terkabulkan, akan muncul sifat husnudzan, bahwa Allah tidak akan menyia-nyiakan hambaNya. Segala sesuatu telah berjalan dalam hikmahNya. Dan seorang mukmin juga tahu bahwa doa bisa dikabulkan dan bisa diabaikan, oleh sebab itu insan yang telah memanjatkan doa akan senantiasa berharap dan was-was akan keadaan doanya. Seandainya keadaan yang terjadi tidak seperti yang dia inginkan, tetap dia husnudzan dan instropeksi akan keadaan dirinya sendiri sebagai manusia yang penuh dengan dosa.

beberapa saat yang lalu saya berbagi doa ke adik dengan doa yang telah dituntunkan Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalaam:

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْهَمِّ وَالْحُزْنِ، وَالْعَجْزِ وَالْكَسَلِ، وَالْبُخْلِ وَالْجُبْنِ، وَضَلَعِ الدَّيْنِ وَغَلَبَةِ الرِّجَالِ.


“Ya Allah! Sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari (hal yang) menyedihkan dan menyusahkan, lemah dan malas, bakhil dan penakut, lilitan hutang dan penindasan orang.”[1]



Sungguh doa ini pun patut diucapkan setiap muslim, termasuk saya sendiri.

Subhanallah, doa ini pun sangat pas dengan kondisiku sekarang ini. Yang karena suatu hal, yang tidak perlu saya tumpahkan di blog ini, hati saya pun sangat sakit, sedih karena seseorang.

Alhamdulillah, beruntung sekali Allah memberiku jalan untuk menjadi Muslimah. Setelah mengerti bahwa tuntunan Islam begitu lengkap bagi hamba yang sangat lemah dan penuh kekurangan seperti saya ini. Semakin terharu sekali Akan kasih sayangNya lah aku menjadi seorang yang tetap diteguhkan untuk dalam cahaya fithroh Islam ini. Terima kasih Allah, Alhamdulillah.

Semoga Allah memudahkan diri yang sangat fakir di sisi Allah ini, untuk menata hati, walaupun terasa berat di dadaku. Jujur kuakui, karena problem yang menyandungku ini telah membuat hatiku kurang bersemangat dan "kepikiran". Qadarullahu Wa Maasyaa fa'al" itu justru penamparku saat menjelang symposium ku yang terakhir (hari Kamis 14 Januari 2009).

Biarlah ini menjadi liku-liku perjalanan hidup seorang Etik. Seorang perempuan yang lemah di hadapan Allah. Namun ketika kulihat apa yang harus aku hadapi di depan, kucoba untuk tegar menyongsong tanggung jawab yang lebih besar sebagai hamba Allah. Jangan terlalu larut dengan kerikil-kerikil kehidupan, tapi lebih banyak memperbaiki diri saja, banyak mengejar ilmu yang harus kudapat, sebagai manusia aku tidak boleh terlalu lalai. Pekerjaan rumah tangga, pekerjaan sekolah sampai kewajiban thalabul ilmi dan madrasah untuk anak-anakku.

Kakiku kadang berat untuk melangkah, tangan ku pun kaku untuk menulis dan bekerja. Hanya pertolongan Allah yang kunanti. Alhamdulillah, masih ada suami, anak-anakku, sahabat dan saudara seiman yang masih mau memberiku semangat untuk terus melanjutkan gerakku. Aku masih diperlukan oleh orang-orang terdekatku. Kucoba untuk kembali tersenyum, mengharap masa depanku nanti senantiasa dibukakan ke jalan yang lurus. Akan keceburkan diriku ke dalam urusan yang lebih manfaat daripada sekedar bergundah gulana. Ya Rabb tolonglah hamba.

Bukankah setiap kita senantiasa diberi cobaan sebelum dimasukkan dalam kategori beriman. Allahu A'lam.

[1] HR. Al-Bukhari 7/158. Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalaam senantiasa membaca doa ini, lihat kitab Fathul Baari 11/173.




Monday, January 12, 2009

Tentang Rumahku

Sekarang kami tinggal di Malaysia, tepatnya di negeri Perak. Lebih spesifik lagi, nama taman (bahasa melayunya perumahan) adalah Bandar Universiti. Lokasi di sekitar wilayah Seri Iskandar, Tronoh. Tempat ini bukan lah kota kalau dibandingkan kota-kota relatif sepi, nggak ada mall, nggak ada bandara, nggak ada stasiun kereta api, tapi masih ada stasiun bis, kalau mau ke Singapore pun bisa satu kali nak bis. Rumah sakit kayaknya nggak ada. Tapi bukan berarti kiamat (uh kok serem istilahnya ya... apa yang pas dong) ataupun sengsara. Kami yang berjarak sekitar 32 KM dari Ipoh, bandaraya Perak (kita sih nyebut ibu kota) tidak terlalu mempermasalahkan hal tersebut. Mengingat, untuk ke mana-mana mudah saja. Asal ada kendaraan pribadi seperti mobil, ke mana-mana jadi mudah, alhamdulillah.




Suasana yang mungkin sangat mahal bagi kita orang Indonesia adalah jalan yang mulus, luas dan bebas macet. Kadang saya merasa harus bersyukur, berasa di tempat yang hampir bebas dari macet seperti di sini. Itu yang membuat walaupun kami tinggal jauh dari kota merasa nyaman saja. Syukurlah pergi setengah jam dah ada hypermarket. Tiap minggu pun kami biasa antar anak-anak ikut tuition KUMON di Ipoh. Karena sudah biasa, perjalanan pun juga tidak terasa berat.


Awalnya rumah yang kami sewa penuh dengan semak belukar. Dulu kami harus kaget dengan hawa panas di rumah. Rumah kami ini didirikan di kawasan bekas tambang timah, sehingga itu juga membuat rasa panas makin menyengat. Lama-kelamaan kami bisa beradaptasi, lingkungan sekitar rumah yang tadinya penuh rumput2 liar sedikit demi sedikit saya tata seadanya. Setidaknya untuk menyejukkan pandangan. Sedikit gambaran di luar rumah saya tampilkan di sini. Bukan ada niatan pamer, toh itu rumah orang juga. Tapi mungkin nanti akan menjadi kenangan manis buat kami terutama buat anak-anak yang masa kecilnya mencicipi suasana tumbuh kembang di sini, jauh dari kampung halaman.


Saturday, January 10, 2009

Battery Baru, Alhamdulillah



Masalah battery sowak bin rosak sudah menjadi santapan sehari2 sejak lama. Tapi, emang guwe pikirin? Nggak photo2 juga nggak papa. Jadi tetep aja deh bettery dibiarkan tak punya pengganti. Nah event2 tentang anak2 juga sering terlewat tapi lagi2 tidak kuambil pusing.


Tapi yang sering merasa sayang itu kalau pas pada berkarya, aduh kan kita sudah susah banget meluangkan waktu buat ini itu, sayang juga kalau karyanya tidak terdokumentasi.


Nah gara2 rencana buat blog untuk masak yang belum terlaunch... salah satunya karena nggak bisa ambil gambar ihiks sedih deh..


Sabtu tanggal 20 Januari, saat nunggu anak2 kumon, saya dan abinya anak2 jalan kaki ke green town mall, puter2 cari toko kamera, nggak tahu, nemunya cuma satu toko aja, yang lain paling banyak hp 2nd, ssstttttt kalao mau cari hp 2nd saya merekomendasikan tempat ini loh.... pilihannya banyak amir.

Pilih2 sebentar, akhirnya dapet deh battery nya. Ini nggak iklan merk loh.. orang merknya juga itu2 saja, orang2 dah pada tahu. Semoga battery baru ini manfaat. Kemudian sebagai pelengkap, saya beli timer untuk ngecasnya, biar nggak kebablasan kalau ngecas, katanya ini yang bikin battery cepat rusak. Namanya ikhtiyar. ke tesco belain muter-muter cari timer ini.



Wednesday, January 7, 2009

Rencana Blog Khusus Tentang Masakan

Saya ini punya sifat yang bisa berubah-ubah dalam mengerjakan pekerjaan. Kadang sangat serius dan tekun sekali kadang super males alias ogah-ogahan. Begitu juga dalam hal masak ini. Kalau pas mode -seneng masak- on. Oh betapa yang berkeliweran di otak saya hanya tentang resep-resep masakan dan imajinasi modifikasi dari resep-resep yang ada. Banyak sekali sebenarnya hobi saya yang bersenggolan dengan kewanita-wanitaan gitu. Dari senengbuat handy craft, menjahit lah, merajut lah, menanam tanaman lah, merangkai bunga lah, dan banyaaakkk sekali yang sudah saya coba. Jika sudah mood, oh jangan heran kalau saya tak bosan-bosan untuk mengerjakannya.

Tapi.. tapi nih, kalau saya sedang switch yang yang satu otomatis yang lain agak tersisih. Contoh kata ni, waktu SMA hobbi saya sedang buat bunga dari pita jepang (bukan pita kado ya, catat!! beda tapi dah salah kaprah) yang disoldir. Buku-buku pelajaran saya tersisih juga. Habis suka sih!! Bahkan sampai menghasilkan uang loh, saya beberapa kali mendapat pesanan dari ibu-bu teman sekolah. Tapi jangan heran kalau sedang suka ngerjain soal-soal matematika (jaman SMA juga) saya nggak sempat utak-atik resep masakan lagi. Dulu sih, ceritanya ingin punya ketrampilan sebanyak-banyaknya.

Kembali ke soal masakan, sedikit cerita ya.. dulu ibuku tidak bisa masak (tahu teori ajah!) yang masakin aku adalah pembantu di rumah. Tapi bapakku termasuk masakannya enak. Tidak puas hati dengan keadaan yang ada (aduh kok nggak syukur ya?? bukan deng ini tantangan), aku bertekat untuk bisa masak yang aku mau. Apalagi kalau dah merasakan lezatnya masakan pesta-pesta besar, wow dahi ini berkerut, kapan ya.. aku bisa masak seperti ini juga.

Nah, dari SD sudah selalu memperhatikan orang masak. Menginjak usia SMP saya memberanikan diri berperan sebagai tukang masak keluarga. Awalnya saya maksain orang-orang di sekitar saya untuk bilang enak. Ternyata memang bilang enak (walaupun belakangan baru aku tahu bilangnya terpaksa hi hi). Sejak itulah, dari masakan lauk pauk dan kue seperti cake, bolu dan biscuit selalu kucoba buat. Hasilnya lumayan aja sih, apalagi belajarnya kebanyakan ya otodidak saja. Sering gagalnya dari suksesnya (walah ngaku saja).

Masak-masak terus berkelanjutan, sampai sekarang. Singkat cerita saya termasuk suka masak, walaupun tidak selalu, asal lagi mood aja. Kalau nggak jangan tanya ya... nanti aku jadi malu. Nah kegitan masaknya belum terdokumenkan. Nah kayaknya sayang juga, secara aku sering masak macam-macam dari yang untuk sendiri, dijual, masakin orang banyak, dari jenis lauk pauk sampai berbagai macam kue dan roti. Insya Allah ada azam, untuk buat blog sendiri tentang masak ini. Rencananya sih hasil masakanku sendiri aja yang saya 'pamerin' sebenarnya bukamo pamer, untuk arsip dan sharing ajah. Tapi nantinya juga pingin merangkum resep2 punya orang, biar kalau mau masak, bisa kayak direktoriku gitu, tidak perlu selalu browsing lagi berulang-ulang. Itung-itung hemat energi.

Dah dulu ya... mau nerusin jahit bed baju seragam Ubai, punya Ali dah selesai yang satu. Eh, tidak lupa mohon doanya teman-teman, kawan-kawan dan keluarga ya... supaya niatku kelakon. Dan yang lebih penting semoga ada manfaatnya, amin.

Saturday, January 3, 2009

Sejarah eggroll pertama ku



Hari Jum'at malam, seperti biasa ke tesco belanja. Nah gara-gara promosi mo imlek semua barang-barang berbau cina dijual dengan harga promosi. Deretan jamur kancing kaleng berbaris di jalan utama masuk tesco. Nah di situlah kulihat eggroll buatan cina mejeng. Ada yang dikemas kecil dan besar dalam kaleng yang warnanya khas cina. Tuing.. kebayang di pikiranku tentang nikmatnya serena eggroll keluaran monde biscuit dari Indonesia. Hmmmm langsung deh nafsu kepinginnya muncul.

Tangan ini ambil kaleng eggroll dipegang-pegang rasa ingin masukin ke keranjang. Masuk dah akhirnya. Setelah troli di dorong, pikiran berubah sayang uangnya kayaknya, 10 RM juga bisa kepake yang lebih manfaat dari pada memuaskan lidah saja. Dengan mantap kaleng eggroll tersebut kuletakkan kembali ke tempat semula. Jalan agi melihat barang-barang yang sedang dipromosikan. Wah ada yang menarik lagi, tidak jauh dari egg roll ni... dijual cetakan eggroll. Wah lebh tergelitik ni... bisa buat egg roll sendiri dan buat kudapan untuk keluarga tercinta.

Karena harga agak mahal, mikir juga sih, tapi ini kan belum pernah punya dan penasaran bisa buat yang ginian. Apalagi kalau rasanya bisa deket ke serena monde gitu loh...
Pikir-pikir akhirnya mantap deh beli cetakan egg roll ini.

Sesampai di rumah jam 1 malam, nggak mungkin dong masak-masak lagi. Tapi langsung browsing tentang resep mesinnya dan lain-lain.

Siang hari setelah pulang dari ngurus sekolah Atika mulailah bereksperimen buat eggroll untuk kali pertama kalinya. Hasil dari madu-maduin beberapa resep, jadilah eggroll ini. AWal sih sih tidak langsung cantik dan berhasil menggulungnya.. Selalu patah-patah setelah diangkat dari ovennya. Akhirnya masuk ke perut deh semua yang gagal. Adonan pertama dah habis namun tidak menyisakan hasil yang memuaskan. Langsung membuat eksperimen berikutnya, dengan mengadoni lagi. Nah tereeeetttt sekarang dah bisa menggulung. Alhamdulillah. Soal rasa, ternyata dekat-dekat lah dengan serena, uwiiih PDnya.



Gambar yang dipajang di sini adalah hasil setelah bakar eggroll yang sudah sukses. Atika melahap eggroll buatan umi deh..